I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seperti yang diketahui ragam penelitian ada banyak sekali dan
dapat ditinjau dari beberapa aspek, namun dalam kajian ini dideskripsikan
tentang konsep dasar penelitian kualitatif. Ketika penelitian kualitatif sedang
diperkenalkan kira-kira tahun 1990, pandangan mata peneliti khususnya peneliti
muda memincing ke arah itu. Penelitian kualitatif relatif lebih baru atau muda
dibandingkan dengan penelitian kuantitatif. Tentunya kedua penelitian ini juga
memiliki kelemahan, keuntungan ataupun kerugian. (Arikunto, 2006: 11).
Peneliti membangun
sebuah gambaran yang kompleks dan menyeluruh (holistik). Peneliti juga
menganalisis kata-kata dan melaporkan pandangan atau opini para informan.
Keseluruhan studi berlangsung dalam latar situasi yang alamiah / wajar (natural
setting). Hal ini dimungkinkan karen penelitian kualitatif adalah sebuah proses
inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan kemanusiaan dengan tradisi
metodologi yang berbeda. (Wiria Atmadja, 2008: 8)
Lebih jauh Creswell (1994:
146) menyatakan: Characteristics of a qualitative research problem are: (a)
the concept is immature due to a conspicuous lack of theory and previous
research; (b) a notion that the available theory may be inaccurate,
inappropriate, incorrect, or biased; (c) a need exists to explore and describe
the phenomena and to develop theory; or (d) the nature of phenomenon may not be
suited to quantitative measure.
Pernyataan tersebut
menginformasikan empat karakteristik masalah dalam penelitian kualitatif,
yaitu: 1) Konsep belum menunjukkan kemantapan sehubungan dengan teori dan
penelitian sebelumnya, 2) Patut diduga bahwa teori yang dikemukakan mungkin
tidak akurat, tidak sesuai, salah, atau mengalami bias, 3) Adanya tuntutan
untuk menyelidiki dan menguraikan gejala dalam rangka mengembangkan teori yang
sudah ada. (4) Sifat alami peristiwa tidak cocok jika diukur secara
kuantitatif.
Hal-hal di atas
menunjukkan betapa tidak sederhananya pola kerja penelitian kualitatif.
Kerumitan akan semakin dirasakan peneliti ketika sampai pada tahap menganalisis
data. Diperlukan pemahaman yang menyeluruh dan mendetil langkah-langkah
penelitian. Di samping itu, peneliti harus memiliki penguasaan prosedur,
teknik, dan langkah-langkah penelitian. Termasuk dalam hal ini adalah analisis
data.
Tulisan ini secara
khusus membahas konsep dasar penelitian kualitatif, yang mengkaji mulai dari
pengertian, prosedur dan tahapan, corak, dimensi-dimensi, tujuan, tahapan, dan
data penelitian kualitatif. Kajian ini cukup penting dikemukakan sebagai
landasan awal bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian atau menyusun
karya tulis ilmiah khususnya disertasi dalam bentuk penelitian kualitatif.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di
atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif?
2.
Bagaimana prosedur dan tahapan penelitian
kualitatif?
3.
Bagaimana corak penelitian kualitatif?
4.
Bagaimana dimensi-dimensi penelitian kualitatif?
5.
Apa yang menjadi tujuan penelitian kualitatif?
6.
Bagaimana tahapan penelitian kualitatif?
7.
Bagaimana data penelitian kualitatif?
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Kualitatif
Moleong (2013: 6) setelah
melakukan analisis terhadap beberapa definisi penelitian kualitatif kemudian
membuat definisi sendiri sebagai sintesis dari pokok-pokok pengertian penelitian
kualitatif. Menurut Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi , tindakan, dan lain-lain.
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dahn dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.
Sementara itu, Mulyana (2008:
151) mendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah untuk mengungkapkan suatu fenomena dengan cara
mendeskripsikan data dan fakta melalui kata-kata secara menyeluruh terhadap
subjek penelitian.
Nana Syaodi (2013: 94) menyebutkan
bahwa penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang
ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas
social, sikap, kepercayaan, persepsi pemikiran orang secara individual maupun
kelompok.
Beberapa deskripsi
digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada
penyimpulan. Penelitian kualitatif bersifat induktif yaitu peneliti membiarkan
permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk
interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi
dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang
mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan. Penelitian
kualitatif berangkat dari filsafat konstruktivisme, yang memandang kenyataan
itu berdimensi jamak, interaktif, dan menuntut interpretasi berdasarkan
pengalaman sosial.
Sukardi (2013: 19) menjelaskan
bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian berdasarkan mutu atau kualitas
dari tujuan sebuah penelitian itu. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
di desain secara umum yaitu penelitian yang dilakukan untuk objek kajian yang
tidak terbatas dan tidak menggunakan metode ilmiah menjadi patokan.
Penelitian kualitatif
adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia,
dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang
diteliti. (Bungin, 2001: 24) Misalkan dapat berupa penelitian tentang
kehidupan, riwayat dan perilaku seseorang. Rancangan penelitian kualitatif
dalam pendidikan penelitiannya bersifat sementara, karena ketika penelitian
berlangsung, peneliti secara terus menerus menyesuaikan rancangan tersebut
dengan proses penelitian dan kenyataan yang terjadi di lapangan khususnya di
dalam dunia pendidikan.
Pendekatan kualitatif
merupakan salah satu pendekatan yang secara primer menggunakan paradigma
pengetahuan berdasarkan pandangan konstruktivist (seperti makna jamak dari
pengalaman individual, makna yang secara sosial dan historis dibangun dengan
maksud mengembangkan suatu teori atau pola) atau pandangan
advokasi/partisipatori (seperti orientasi politik, isu, kolaboratif, atau
orientasi perubahan) atau keduanya.(Emzir, 2009: 28)
Penelitian kualitatif
menggunakan pendekatan atau metode kualitatif. Menurut Sugiyono (2012: 15) bahwa
metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah ekperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrument
kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball,
teknik pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi.
Berdasarkan pendapat
para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain,
secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks yang alamiah dan dengan menggunakan metode kualitatif, analisis
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi.
B. Tahapan Penelitian Kualitatif
Bahwa prosedur
penelitian kualitatif memiliki perbedaan dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif biasanya
didesain secara longgar, tidak ketat, sehingga dalam pelaksanaan penelitian
berpeluang mengalami perubahan dari apa yang telah direncanakan. Hal itu dapat
terjadi bila perencanaan ternyata tidak sesuai dengan apa yang dijumpai di
lapangan. Meski demikian, kerja penelitian mestilah merancang langkah-langkah
kegiatan penelitian. Paling tidak terdapat tiga tahap utama dalam penelitian
kualitatif, yaitu:
1.
Tahap deskripsi atau tahap orientasi. Pada tahap
ini, peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan.
Peneliti baru mendata sepintas tentang informasi yang diperolehnya.
2.
Tahap reduksi. Pada tahap ini, peneliti
mereduksi segala informasi yang diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan
pada masalah tertentu.
3.
Tahap seleksi. Pada tahap ini, peneliti
menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci kemudian melakukan
analisis secara mendalam tentang fokus masalah. Hasilnya adalah tema yang
dikonstruksi berdasarkan data yang diperoleh menjadi suatu pengetahuan,
hipotesis, bahkan teori baru. (Sugiyono, 2012: 43)
Secara spesifik, ketiga
tahap tersebut dapat djabarkan dalam tujuh langkah penelitian kualitatif yaitu:
1) Identifikasi masalah, 2) Pembatasan masalah, 3) Penetapan fokus masalah, 4)
Pelaksanaan penelitian, 5) Pengolahan dan pemaknaan data, 6) Pemunculan teori,
dan 7) Pelaporan hasil penelitian. (Sudjana dan Ibrahim, 2001: 62).
Sementara itu, Danim (2002:
80) mengemukakan bahwa secara garis besar tahapan penelitian kualitatif adalah:
1.
Merumuskan masalah sebagai fokus
penelitian.
2.
Mengumpulkan data di lapangan.
3.
Menganalisis data.
4.
Merumuskan hasil studi.
5.
Menyusun rekomendasi untuk pembuatan keputusan.
C. Corak Penelitian Kualitatif
Penelitian dengan
pendekatan kualitatif dapat dibedakan menjadi tujuh tipe utama, yaitu : phenomenology,
ethnography, action research, biography, grounded theory, design and
development research, and case studi and
field research.(Jonhson dan Wichern, 2005: 8)
1. Penelitian Etnografi
Etnografi adalah suatu
bentuk penelitian yang berfokus pada makna sosiologi melalui observasi lapangan
tertutup dari fenomena sosiokultural. Biasanya para peneliti etnografi
memfokuskan penelitiannya pada suatu masyarakat (tidak selalu secara geografis,
juga memerhatikan pekerjaan, pengangguran, dan masyarakat lainnya). Penelitian
etnografi khusus menggunakan tiga macam pengumpulan data yaitu wawancara,
observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menghasilkan tiga jenis data:
kutiapan, uraian, dan kutipan dokumen menghasilkan dalam suatu produk: uraian
naratif.
2. Penelitian Grounded Theory “Teori Dasar”
Strauss dan Corbin dalam
Sugiyono (2012: 191) mendefinisikan grounded theory (tori dasar) adalah suatu
teori yang secara induktif diperoleh dari pengkajian fenomena yang mewakilinya.
Menurut Strauss dan Corbin, penelitian grounded theory mempunyai tujuan untuk
membangun teori yang dapat dipercaya dan menjelaskan wilayah di bawah studi.
3. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan (action
research) adalah suatu proses yang dirancang untuk memberdayakan semua
partisipan dalam proses (siswa, guru, dan peserta didik lainnya) dengan maksud
untuk meningkatkan praktik yang diselenggarakan di dalam pengalaman pendidikan.
Penelitian tindakan bertujuan untuk memberikan konstribusi kepada kepedulian
praktis dari orang dalam situasi problematis secara langsung dan untuk tujuan
lebih lanjut dari ilmu sosial secara serempak. (Sugiyono, 2012: 235).
4. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan
(design and development research) adalah salah satu jenis penelitian pragmatik
yang menawarkan suatu cara untuk menguji teori dan memvalidasi parktikyang
terus-menerus dilakukan secara esensial melalui tradisi yang tidak menantang.
Suatu cara untuk menetapkan prosedur-prosedur, teknik-teknik, dan
peralatan-peralatan baru yang didasarkan pada suatu analisis metodik tentang
kasus-kasus spesifik.
5. Penelitian Kasus dan penelitian lapangan (Case Studi and field
research)
Yin dalam Bungin (2005:
173) menyatakan bahwa studi kasus merupakan suatu inquiry empiris yang
mendalami fenomena dalam kehidupan yang nyata, ketika batas antara fenomena dan
konteks tak tampak dengan jelas (Herdiansyah, 2010:76). Tujuan penlitian kasus
dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara instensif tentang latar
belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial.
Macam-macam penelitian studi kasus, antara lain:
a. Studi kasus intrinsik (intrinsic case study)
Studi kasus ini
dilakukan untuk memahami secara lebih baik dan mendalam tentang suatu kasus
tertentu. Studi atau kasus dilakukan karena alasan peneliti ingin mengetahui
secara intrinsik fenomena, keteraturan, dan kekhususan kasus, bukan untuk
alasan eksternal lainnya.
b. Studi kasus instrumental (instrumental case
study)
Studi kasus instrumental
merupakan studi atas kasus untuk alasan eksternal, bukan karena ingin
mengetahaui hakikat suatu kasus tersebut. Kasus hanya dijadikan sebagai sarana
untuk memahami hal lain di luar kasus seperti untuk membuktikan suatu teori
yang sebelumnya sudah ada.
c. Studi kasus kolektif (collective case study)
Studi kasus ini
dilakukan untuk menarik kesimpulan atau generalisasi atas fenomena atau
populasi dari kasus-kasus tersebut. Studi kasus kolektif ingin membentuk suatu
teori atas dasar persamaan dan keteraturan yang diperoleh dari setiap kasus
yang diselidiki.
6. Biografi
Biogafi (biography)
merupakan study terhadap seseorang atau individu yang dituliskan oleh peneliti
atas permintaan individu tersebut atau atas keinginan peneliti yang
bersangkutan. Denzin dan Lincoln (1994) dalam Herdiansyah
(2010: 65) mendefinisikan biografi sebagai suatu studi yang berdasarkan kepada
kumpulan dokumen-dokumen tentang kehidupan seseorang yang melukiskan momen
penting yang terjadi dalam kehidupannya tersebut. Sehingga dalam penelitian ini
yang dijadikan sebagai subyek dalam penelitian dapat berupa orang yang masih
hidup ataupun orang yang sudah meninggal dunia, sepanjang data yang relevan
dapat diperoleh peneliti dari dokumen yang tersedia.
7. Fenomenologi
Polkinghorne (1989)
dalam Herdiansyah (2010: 67) mendefinisikan fenomenologi sebagai sebuah studi
untuk memberikan gambaran tentang arti dari pengalaman-pengalaman beberapa
individu mengenai konsep tertentu.
Fenomenologi dapat
bersifat individu misalnya seseorang mengalami malam lailatul qadar yang
dialami oleh beberapa orang Muslim pada bulan Ramadhan atau seseorang yang
mengalami near-death experiences atau dapat disebut dengan pengalaman terhadap
kematian menyatakan bahwa pengalaman tersebut merupakan pengalaman yang luar
biasa fenomenal sepanjang hidupnya dan dirasakan sangat ekstrim yang mendekati
kematiannya.
Contoh tersebut
merupakan contoh yang bersifat individual yang hanya dialami oleh perseorangan.
Selanjutnya pengalaman yang bersifat masal yaitu misalnya pada saat terjadinya
tsunami di Aceh pada tahun 2004 lalu yang menewaskan ratusan ribu orang.
D. Dimensi-Dimensi Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif
disebut juga penelitian naturalistik, metode fenomenologis, metode impresionistik,
dan metode postpositivistic. Adapun karakteristik penelitian jenis ini adalah
sebagai berikut:
1.
Menggunakan pola berpikir induktif (empiris
rasional atau bottomup). Metode kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan
grounded theory, yaitu teori yang timbul dari data bukan dari hipotesis seperti
dalam metode kuantitatif. Atas dasar itu penelitian bersifat generating theory,
sehingga teori yang dihasilkan berupa teori substansif.
2.
Perspektif emic/partisipan sangat diutamakan dan
dihargai tinggi. Minat peneliti banyak tercurah pada bagaimana persepsi dan
makna menurut sudut pandang partisipan yang diteliti, sehingga bias menemukan
apa yang disebut sebagai fakta fenomenologis.
3.
Penelitian kualitatif tidak menggunakan
rancangan penelitian yang baku. Rancangan penelitian
berkembang selama proses penelitian.
4.
Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk
memahami, mencari makna di balik data, untuk menemukan kebenaran, baik
kebenaran empiris sensual, empiris logis, dan empiris logis.
5.
Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan,
sumber data yang dibutuhkan, dan alat pengumpul data bisa berubah-ubah sesuai
dengan kebutuhan.
6.
Pengumpulan data dilakukan atas dasar prinsip
fenomenologis, yaitu dengan memahami secara mendalam gejala atau fenomena yang
dihadapi.
7.
Peneliti berfungsi pula sebagai alat pengumpul
data sehingga keberadaanya tidak terpisahkan dengan apa yang diteliti.
8.
Analisis data dapat dilakukan selama penelitian
sedang dan telah berlangsung.
9.
Hasil penelitian berupa deskripsi dan
interpretasi dalam konteks waktu serta situasi tertentu. (Sudjana dan Ibrahim, 2001:
11-12)
E. Tujuan Penelitian Kualitatif
Atas dasar penggunaanya,
dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian kualitatif dalam bidang
pendidikan yaitu untuk:
1.
Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan
berdasarkan apa yang terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut
untuk menemukenali kekurangan dan kelemahan pendidikan sehingga dapat
ditentukan upaya penyempurnaannya.
2.
Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala
dan peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam
konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara alami.
3.
Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan
prinsip pendidikan berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan
(induktif) untuk kepentingan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kualitatif.
(Sudjana dan Ibrahim, 2001: 15)
F. Data Penelitian Kualitatif
Dalam hubungannya dengan
data penelitian kualitatif, Sugiyono, (2012: 226) menyebutkan terdapat 4 macam
teknik pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi
Menurut S. Margono dalam
Zuriah (2009: 173) observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan
pencatatan dilakukan terhadap objek di tempat terjadi, karena penting untuk
melihat perilaku dalam keadaan (setting) alamiah, melihat dinamika, dan
gambaran perilaku berdasarkan situasi yang ada.
2. Wawancara/Interview
Wawancara adalah
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Menurut Zuriah
(2009: 179) wawancara ialah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Dalam
penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi partisipatif
dengan wawancara mendalam.
3. Dokumentasi
Menurut Zuriah (2009:
191), dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis
seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil atau hukum,
dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Dokumen merupakan
catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap
dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
4. Triangulasi
Triangulasi diartikan
sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi teknik,
berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data-data yang berbeda-beda
untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Tujuan dari triangulasi bukan
untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada
peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan.
Sementara itu, dalam
permasalahan teknis analisis data dalam penelitian kualitatif, dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Analisis data sebelum di lapangan
Analisis dilakukan
terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang digunakan untuk
menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat
sementara, dan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.
2. Analisis data di lapangan model Miles and Huberman
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hak yang penting,
dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
b. Data Display (penyajian data)
Penelitian kualitatif,
penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
natar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dala penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif. Dalam melakukan display data, selain teks naratif, juga dapat berupa,
grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart.
c. Conclusion Drawing/verification
Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah
ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih
remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa
hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. (Sugiyono, 2012:
245-252)
III. PENUTUP
Dari deskripsi yang
dikemukakan pada pembahasan, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:
1.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain,
secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks yang alamiah dan dengan menggunakan metode kualitatif,
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
2.
Setidaknya terdapat tiga tahap utama dalam
penelitian kualitatif, yaitu: 1) Tahap deskripsi
atau tahap orientasi, 2) Tahap reduksi, dan 3) Tahap seleksi.
3.
Penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat
dibedakan menjadi lima tipe utama, yaiu : phenomenology,
ethnography, action research, biography, grounded theory, design and
development research, and case studi and
field research,
4.
Karakteristik penelitian kualitatif antara lain:
1) Menggunakan pola berpikir induktif (empiris rasional atau bottomup), 2) Perspektif
emic/partisipan sangat diutamakan dan dihargai tinggi, 3) Penelitian kualitatif
tidak menggunakan rancangan penelitian yang baku, 4) Pengumpulan data dilakukan
atas dasar prinsip fenomenologis, 5) Peneliti berfungsi pula sebagai alat
pengumpul data sehingga keberadaanya tidak terpisahkan dengan apa yang
diteliti, dan 6) Analisis data dapat dilakukan selama penelitian sedang dan
telah berlangsung.
5.
Tujuan
penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan yaitu: 1) Untuk mendeskripsikan
suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan, 2) Menganalisis
dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan yang terjadi di
lapangan, dan 3) Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip
pendidikan berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan.
6.
Terdapat 4 macam teknik pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif, yaitu: 1) Observasi, 2) Wawancara, 3) Dokumentasi, dan
4) Trianggulasi. Sedangkan pada analisis datanya dilakukan sebelum di lapangan
dan setelah di lapangan dengan model Miles and Huberman
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur
Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Bungin, Burhan. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Aktualisasi Metodologis Kearah Ragam Varian Kontemporer).
Jakarta: Rajawali Press, 2001.
Creswell, John W. Research
Design Qualitative & Quantitative Approaches. California: Sage Publications,
Inc., 1994.
Danim, Sudarwan. Menjadi
Peneliti Kualitatif. Bandung; Pustaka Setia, 2002.
Emzir, Metodologi
Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2009.
Herdiansyah, Heri. Metodologi
Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2010.
Moloeng, Lexy J. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2013.
Mulyana, Deddy. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008.
RA., Johnson and Wichern
DW. Applied Multivariate Statistical Analysis. New Jersey: Prentice Hall, Englewood Chiffs, 2005.
Sudjana, Nana dan
Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru, 2001.
Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2012.
Sukardi. Metodologi
Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara,
2013.
Sukmadinata, Nana
Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PPS UPI dan PT Remaja
Rosdakarya, 2013.
Wiriaatmadja, Rochiati. Metode
Penelitian Tindakan Kelas. Cet. V; Bandung: PT Remaja Rosdakarya
dan Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2008.
Zuriah, Nurul. Metodologi
Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2009.
No comments:
Post a Comment