A.
Deskripsi Singkat
Mata pendidikan dan pelatihan (mata diklat) ini
menjelaskan konsep dan langkah-langkah dalam setiap model-model pembelajaran dan penerapannya sesuai dengan kompetensi dasar
B. Indikator
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan
mampu menjelaskan konsep dan langkah-langkah dalam setiap model-model
pembelajaran dan penerapannya sesuai dengan
kompetensi dasar
C.
Pokok Bahasan
1. Pengertian dan langkah-langkah pembelajaran dengan
pendekatan scientifik
2. Pengertian dan langkah-langkah Problem-Based
Learning
3.
Pengertian
dan langkah-langkah Project-based Learning
4.
Pengertian dan langkah-langkah Inquiry Learning
5.
Pengertian dan langkah-langkah Discovery Learning
6.
Penerapan pendekatan dan model-model pembelajaran sesuai
dengan KD.
D. Materi
Proses
pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah (untuk pelaksanaan Kurikulum
2013) diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103
Tahun 2014 beserta lampirannya (Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran). Dalam
lampiran Peraturan Menteri tersebut dinyatakan tentang konsep dasar mengenai
proses pembelajaran yaitu bahwa peserta didik dipandang sebagai subjek yang memiliki
kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengonstruksi, dan menggunakan
pengetahuan. Sejalan dengan pandangan tersebut, pembelajaran harus berkenaan
dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi
pengetahuan dalam proses kognitifnya. Selanjutnya, agar benar-benar memahami
dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja
memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras
mewujudkan ide-idenya.
1.
Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
2.
Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
3.
Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
4.
Pembelajaran berbasis kompetensi;
5.
Pembelajaran terpadu;
6. Pembelajaran yang menekankan pada
jawaban divergen yang memiliki kebenaran multidimensi;
7.
Pembelajaran berbasis keterampilan
aplikatif;
8.
Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan
keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills;
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10. Pembelajaran
yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarsa sung
tuladha), membangun kemauan (ing madya mangun karsa), dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
11. Pembelajaran
yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
12. Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran;
13. Pengakuan atas
perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; dan
14. Suasana
belajar yang menyenangkan dan menantang.
Sejalan
dengan konsep dasar dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut, pembelajaran
pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis
proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi
seperti pembelajaran kontekstual. Selain itu dapat
diterapkan model-model pembelajaran lainnya, antara lain discovery learning, project-based
learning, problem-based learning, dan inquiry learning.
1.
Pendekatan Saintifik
dalam Pembelajaran
Dalam Permendikbud No. 103
Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri
atas lima langkah kegiatan belajar yakni mengamati (observing), menanya (questioning), mengumpulkan informasi/ mencoba
(experimenting), menalar atau
mengasosiasi (associating), mengkomunikasikan
(communicating) yang dapat
dilanjutkan dengan mencipta. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan
saintifik tersebut mengikuti langkah-langkah pada metode ilmiah. Berikut ini
langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
a.
Mengamati.
Peserta didik menggunakan panca inderanya untuk mengamati fenomena yang
relevan dengan apa yang dipelajari. Fenomena yang diamati pada mata pelajaran
satu dan lainnya berbeda. Misalnya, untuk mata pelajaran IPA, peserta didik
mengamati pelangi, untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, peserta didik
mendengarkan percakapan, untuk mata pelajaran bahasa Indonesia peserta didik
membaca teks, untuk prakarya peserta didik mencicipi iga bakar, untuk mata
pelajaran IPS peserta didik mengamati banjir, dan untuk mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, peserta didik mendengarkan lantunan
ayat-ayat Alquran. Peserta didik dapat mengamati fenomena secara langsung
maupun melalui media audio visual. Hasil yang diharapkan dari langkah
pembelajaran ini adalah peserta didik menemukan masalah, yaitu gap of knowledge – apa pun yang belum
diketahui atau belum dapat lakukan terkait dengan fenomena yang diamati. Pada
langkah ini guru dapat membantu peserta didik menginventarisasi segala sesuatu
yang belum diketahui (gap of knowledge)
tersebut. Agar kegiatan mengamati dapat berlangsung dengan baik, sebelum
pembelajaran dimulai guru perlu menemukan/mempersiapkan fenomena yang diamati peserta
didik dan merancang kegiatan pengamatan untuk peserta didik menemukan masalah.
b.
Menanya
Peserta didik merumuskan pertanyaan tentang apa saja yang tidak
diketahui atau belum dapat lakukan terkait dengan fenomena yang diamati.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat mencakup pertanyaan-pertanyaan yang
menghendaki jawaban berupa pengetahuan
faktual, konseptual, maupun prosedural, sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik. Hasil kegiatan ini adalah serangkaian pertanyaan peserta
didik yang relevan dengan indikator-indikator KD. Guru Membantu peserta didik
merumuskan pertanyaan berdasarkan daftar hal-hal yang perlu/ingin diketahui
agar dapat melakukan/menciptakan sesuatu.
c.
Mengumpulkan informasi/mencoba
Peserta didik mengumpulkan data melalui berbagai teknik, misalnya
melakukan eksperimen, mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan narasumber,
membaca buku pelajaran, dan sumber lain di antaranya buku referensi, kamus,
ensiklopedia, media massa, atau serangkaian data statistik. Guru menyediakan
sumber-sumber belajar, lembar kerja (worksheet),
media, alat peraga/peralatan eksperimen, dan sebagainya. Guru juga membimbing
dan mengarahkan peserta didik untuk mengisi lembar kerja, menggali informasi
tambahan yang dapat dilakukan secara berulang-ulang sampai peserta didik
memperoleh informasi atau data yang dibutuhkan. Hasil kegiatan ini adalah
serangkaian data atau informasi yang relevan dengan pertanyaan-pertanyaan yang peserta
didik rumuskan.
d.
Menalar/mengasosiasi
Peserta didik menggunakan data atau informasi yang sudah dikumpulkan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka rumuskan. Pada langkah ini
guru mengarahkan agar peserta didik dapat menghubung-hubungkan data/informasi
yang diperoleh untuk menarik kesimpulan. Hasil akhir dari tahap ini adalah
simpulan-simpulan yang merupakan jawaban atas
pertanyaan yang dirumuskan pada langkah menanya.
e.
Mengomunikasikan
Peserta didik menyampaikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan mereka
ke kelas secara lisan dan/atau tertulis atau melalui media lain. Pada tahapan
pembelajaran ini peserta didik dapat juga memajang/memamerkan hasilnya di ruang
kelas, atau mengunggah (upload)
di blog yang dimiliki. Guru memberikan
umpan balik, meluruskan, memberikan penguatan, serta memberikan
penjelasan/informasi lebih luas. Guru membantu peserta didik untuk menentukan
butir-butir penting dan simpulan yang akan dipresentasikan, baik dengan atau
tanpa memanfaatkan teknologi informasi.
2.
Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem-based Learning)
Pembelajaran berbasis
masalah adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata dalam kehidupan
sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka (open-ended) untuk diselesaikan oleh peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah,
keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau
memperoleh pengetahuan baru. Pembelajaran ini berbeda dengan pembelajaran
konvensional yang jarang menggunakan masalah nyata atau menggunakan masalah
nyata hanya di tahap akhir pembelajaran sebagai penerapan dari pengetahuan yang
telah dipelajari. Pemilihan masalah nyata tersebut dilakukan atas pertimbangan
kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi dasar.
Berikut adalah
langkah-langkah proses pembelajaran yang diadaptasi dari pendapat Arends (2012)
dan Fogarty (1997).
Tabel 4 Langkah-Langkah
Pembelajaran Berbasis Masalah
Tahap
|
Deskripsi
|
Tahap 1
Orientasi terhadap
masalah
|
Guru menyajikan masalah nyata kepada peserta didik.
|
Tahap 2
Organisasi belajar
|
Guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami masalah nyata yang telah
disajikan, yaitu mengidentifikasi apa yang mereka ketahui, apa yang perlu
mereka ketahui, dan apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah.
Peserta didik berbagi peran/tugas untuk menyelesaikan masalah tersebut.
|
Tahap 3
Penyelidikan
individual maupun kelompok
|
Guru membimbing peserta
didik melakukan pengumpulan data/informasi (pengetahuan, konsep, teori)
melalui berbagai macam cara untuk menemukan berbagai alternatif
penyelesaian masalah.
|
Tahap 4
Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah
|
Guru membimbing peserta didik untuk menentukan penyelesaian masalah yang
paling tepat dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang peserta didik
temukan. Peserta
didik menyusun laporan hasil penyelesaian masalah, misalnya
dalam bentuk gagasan, model, bagan, atau Power Point slides.
|
Tahap 5
Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah
|
Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap proses penyelesaian masalah yang dilakukan.
|
Berikut adalah beberapa contoh masalah nyata yang dapat digunakan dalam
Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti.
“Setiap muslim di Indonesia sudah
mendapatkan pendidikan tentang Islam sejak dini (secara informal) di keluarga
yang kemudian disusul dengan pendidikan formal di sekolah mulai SD hingga
perguruan tinggi. Sebagai muslim yang baik seharusnya setiap muslim memiliki
pemahaman yang cukup dan benar tentang Islam, termasuk dalam hal Alquran,
hadis, dan hasil-hasil ijtihad para ulama yang berisikan semua ajaran Islam
baik yang pokok (mendasar) maupun yang lebih luar (kompleks). Kenyataannya
tidak semua muslim memiliki pemahaman yang cukup tentang ajaran Islam, sehingga
banyak yang tidak tahu tentang ajaran Islam yang sebenarnya, bahkan untuk
membaca Alquran saja masih banyak yang tidak mampu, atau sudah bisa tetapi
belum baik dan benar, apalagi memahami isinya dan mengamalkannya. Masalah
terkait Alquran ini masalah mendasar dan menjadi masalah umum di kalangan umat
Islam yang hingga sekarang belum terpecahkan. Bagaimana menyelesaikan masalah
tersebut?”
3.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning)
Pembelajaran
Berbasis Proyek (PBP) adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan ketrampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada
aktivitas-aktivitas peserta didik untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis,
membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan
pengalaman nyata. Produk
yang dimaksud adalah
hasil proyek dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni,
karya teknologi/prakarya, dan lain-lain. Pendekatan ini memperkenankan peserta didik untuk
bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam menghasilkan produk nyata.
Langkah-langkah Pembelajaran
Berbasis Proyek dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek
Langkah-langkah
|
Deskripsi
|
Langkah -1
Penentuan proyek
|
Guru
bersama dengan peserta didik menentukan tema/topik proyek
|
Langkah -2
Perancangan
langkah-langkah penyelesaian proyek
|
Guru
memfasilitasi Peserta didik untuk merancang langkah-langkah kegiatan
penyelesaian proyek beserta pengelolaannya
|
Langkah -3
Penyusunan jadwal
pelaksanaan proyek
|
Guru
memberikan pendampingan kepada peserta didik melakukan penjadwalan semua
kegiatan yang telah dirancangnya
|
Langkah -4
Penyelesaian proyek
dengan fasilitasi dan monitoring guru
|
Guru
memfasilitasi dan memonitor peserta
didik dalam melaksanakan rancangan
proyek yang telah dibuat
|
Langkah -5
Penyusunan
laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek
|
Guru
memfasilitasi Peserta didik untuk mempresentasikan dan mempublikasikan hasil
karya
|
Langkah -6
Evaluasi proses dan
hasil proyek
|
Guru
dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil tugas proyek
|
4.
Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri
merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan
melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta
hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Belajar
pada dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara
mekanis. Melalui proses mental itulah, diharapkan peserta didik berkembang
secara utuh baik intelektual, mental, emosi, maupun pribadinya. Oleh karena
itu, dalam proses perencanaan pembelajaran, guru bukanlah mempersiapkan
sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik dapat menemukan sendiri materi yang harus
dipahaminya. Pembelajaran adalah proses memfasilitasi kegiatan penemuan
(inquiry) agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui
penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta).
Dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
peserta didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau
peristiwa), secara sistematis, kritis, logis, dan analitis.
Karakteristik
dari Pembelajaran Inkuiri
adalah:
a.
Menekankan kepada proses mencari dan menemukan.
b.
Pengetahuan dibangun oleh peserta didik melalui proses
pencarian.
c.
Peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik dalam belajar.
d. Menekankan pada proses
berpikir kritis dan analitis untuk merumuskan kesimpulan.
Adapun langkah-langkah pembelajaran inkuiri dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Langkah-langkah
Pembelajaran Inkuiri
Tahap
|
Deskripsi
|
Tahap
1
Orientasi
|
Guru mengkondisikan agar peserta didik siap
melaksanakan proses pembelajaran, menjelaskan topik, tujuan, dan hasil
belajar yang diharapkan dapat tercapai oleh peserta didik, menjelaskan
pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai
tujuan, menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, hal ini dapat
dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar peserta didik.
|
Tahap
2
Merumuskan
masalah
|
Guru membimbing dan memfasilitasi
peserta didik untuk merumuskan dan memahami masalah nyata yang telah
disajikan.
|
Tahap 3
Merumuskan hipotesis
|
Guru membimbing peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan berhipotesis dengan cara menyampaikan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong
peserta didik untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan
berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
|
Tahap
4
Mengumpulkan data
|
Guru membimbing peserta didik dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk berpikir
mencari informasi yang dibutuhkan.
|
Tahap
5
Menguji hipotesis
|
Guru membimbing peserta didik
dalam proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan
informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam
menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan peserta didik atas jawaban
yang diberikan.
|
Tahap 6
Merumuskan
kesimpulan
|
Guru membimbing peserta didik
dalam proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil
pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu
menunjukkan pada peserta didik data mana yang relevan.
|
5.
Pembelajaran Penemuan
(Discovery Learning)
Pembelajaran penemuan (Discovery Learning) adalah pembelajaran untuk menemukan konsep,
makna, dan hubungan kausal melalui pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan
oleh peserta didik. Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: (1)
mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan
menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada peserta didik; (3) kegiatan
untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Karakteristik
dari Discovery Learning:
a. Peran guru sebagai
pembimbing;
b. Peserta didik belajar
secara aktif sebagai seorang ilmuwan;
c. Bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta
didik melakukan kegiatan menghimpun, membandingkan, mengategorikan, menganalisis, serta membuat kesimpulan.
Adapun
langkah-langkah pembelajaran penemuan (Discovery
Learning) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7. Langkah-langkah Discovery Learning
Tahap
|
Deskripsi
|
Tahap 1
Persiapan
|
Guru Menentukan tujuan
pembelajaran, identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan
awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya)
|
Tahap 2
Stimulasi/pemberian rangsangan
|
Guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah
pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk
menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu
peserta didik dalam mengeksplorasi bahan
|
Tahap 3
Identifikasi masalah
|
Guru Mengidentifikasi sumber belajardan memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
pertanyaan masalah)
|
Tahap 4
Mengumpulkan data
|
Guru Membantu peserta didik mengumpulan
dan mengeksplorasi data.
|
Tahap 5
Pengolahan data
|
Guru
membimbing peserta didik dalam kegiatan mengolah data dan informasi yang
telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya
|
Tahap 6
Pembuktian
|
Guru
membimbing peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan
alternatif, dihubungkan dengan hasil
|
Tahap 7
Menarik kesimpulan
|
Guru membimbing
peserta didik merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.
|
Contoh Penggunaan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kompetensi Inti 1 (Sikap Spiritual)
1.
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Kompetensi Dasar: 1.1 Terbiasa membaca Alquran dengan
meyakini bahwa Allah akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu.
Kompetensi Inti 2 (Sikap Sosial)
2.
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
Kompetensi Dasar: 2.1 Menunjukkan perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi Q.S. al-Mujādilah /58: 11, Q.S. ar-Rahmān /55: 33 dan hadis terkait.
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
3. Memahami pengetahuan
(faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
Kompetensi Dasar: 3.1 Memahami Q.S. al-Mujādilah /58: 11, Q.S.
ar-Rahmān /55: 33 serta hadis
terkait tentang menuntut ilmu.
Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
4. Mencoba, mengolah, dan
menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar:
4.1.1 Membaca Q.S. al-Mujādilah /58:
11, Q.S. ar-Rahmān /55: 33 dengan tartil.
4.1.2 Menunjukkan hafalan Q.S.
al-Mujādilah /58: 11, Q.S. ar-Rahmān
/55: 33.
4.1.3 Menyajikan keterkaitan semangat menuntut ilmu dengan pesan Q.S. al-Mujādilah /58: 11, Q.S. ar-Rahmān /55: 33.
Contoh model pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti dengan Pendekatan Saintifik, terutama pada kegiatan inti bisa dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 8 Contoh Model Pendekatan Saintifik pada
Mapel PAI dan Budi Pekerti
Tahap
|
Deskripsi Kegiatan
|
Tahap 1
Mengamati
|
·
Peserta didik secara mandiri mengamati gambar-gambar di
buku peserta didik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP kelas VII dan
tayangan video tentang berbagai perilaku sehari-hari umat Islam baik yang mengamalkan isi kandungan Alquran atau
sebaliknya.
·
Peserta didik mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran,
khususnya Q.S. al-Mujādilah /58:
11, Q.S. ar-Rahmān /55: 33, dan
hadis terkait dengan tartil dari guru
atau salah satu peserta didik yang dilanjurkan uraian secara singkat dari guru tentang hukum
bacaannya, terjemahnya, dan isi kandungannya.
·
Peserta didik diminta untuk
mencermati bacaan Q.S. al-Mujādilah /58:
11, Q.S. ar-Rahmān /55: 33, dan
hadis terkait serta isi kandungannya agar dapat merumuskan beberapa
permasalahan terkait dengan bacaan atau isi kandungannya.
|
Tahap 2
Menanya
|
·
Setelah mencermati
permasalahan otentik, peserta didik diminta berdiskusi dalam kelompok untuk
merumuskan beberapa pertanyaan terkait dengan bacaan Alquran, terjemah
Alquran, isi kandungan Alquran, pembelajaran Alquran, dan berbagai perilaku
umat Islam yang menunjukkan pengamalan Alquran.
·
Berdasarkan permasalahan
tersebut, peserta didik diminta merumuskan hipotesis (jawaban-jawaban
sementara) untuk menyelesaikan permasalahan terkait dengan Alquran tersebut.
|
Tahap 3
Mengumpulkan informasi/
mencoba
|
· Peserta didik secara mandiri membaca buku peserta
didik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs dan buku-buku
referensi lain yang mengkaji ayat-ayat Alquran, khususnya Q.S. al-Mujādilah /58: 11, Q.S. ar-Rahmān /55: 33, dan hadis terkait, untuk mendapatkan
informasi tentang berbagai hal terkait dengan permasalahan Alquran yang akan
ditemukan jawabannya.
· Peserta didik secara berkelompok mencari
informasi yang lebih luas tentang permasalahan yang harus dijawab, yakni: (1)
membaca Alquran dan hadis dengan benar; (2) menerjemahkan Alquran dan hadis
dengan benar; (3) menjelaskan isi kandungan Alquran dan hadis; dan (4)
mengamalkan isi kandungan Alquran dan hadis dalam kehidupan sehari-hari.
|
Tahap 4
Menalar/mengasosiasi
|
·
Peserta didik
dalam kelompoknya masing-masing mencermati
data dan informasi terkait dengan permasalahan Alquran tersebut, lalu
mendiskusikannya dengan peserta didik yang lain juga dengan guru untuk menemukan
jawaban-jawaban atas permasalahan yang diajukan.
·
Guru mengawasi dan mengarahkan
peserta didik dalam berdiskusi agar diperoleh jawaban-jawaban yang memadai
atas permasalahan yang dikaji.
· Peserta didik bersama-sama merumuskan simpulan yang merupakan jawaban
atas permasalahan yang dikaji.
|
Tahap 5
Mengomunikasikan
|
·
Peserta didik mewakili
kelompoknya menyampaikan rumusan simpulan secara
lisan kepada kelompok lain dan di hadapan guru untuk mendapatkan tanggapan.
·
Masing-masing
kelompok memberikan tanggapan balik atau jawaban atas tanggapan, pertanyaan,
dan masukan dari kelompok lain.
·
Masing-masing
kelompok, dengan bimbingan guru, menulis simpulan terkait dengan berbagai permasalahan yang dikaji
dan mengumpulkannya kepada guru dan juga memajang rumusan simpulannya di
papan yang sudah disediakan agar dibaca oleh semua peserta didik.
|
1 DAFTAR PUSTAKA
Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
2
Permendikbud No. 103 Tahun 2014
tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
3
Permendikbud No. 53 Tahun 2015
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.
4
Permendikbud No. 57 Tahun 2014
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Melalui Ujian Nasional dan
Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan
Melalui Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTs atau
yang Sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang Sederajat.
5
Panduan Penilaian Sekolah
Menengah Pertama, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.
6
Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
7
Silabus Kurikulum 2013 Mata
Pelajaran Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
8
Buku Teks Pelajaran Kurikulum
2013 yang terdiri atas Buku Peserta didik dan Buku Guru untuk masing-masing
mata pelajaran.
9 Panduan
Penguatan Proses Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama, 2014 .
Seng Tan O. (Ed),, 2009, Problem-based Learning and Creativity, Virginia, Gale Cengage
Learning.
No comments:
Post a Comment