MEDIA
PEMBELAJARAN BERBASIS
TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DIKLAT TEKNIS FUNGSIONAL
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PERTAMA
DI BALAI
DIKLAT KEAGAMAAN MAKASSAR
A. Deskripsi Singkat
Mata pendidikan dan pelatihan (mata diklat) ini menjelaskan konsep
pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi serta
teknik presentasi dengan menggunakan Microsoft Powerpoint.
B. Indikator
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan konsep
dasar pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
dan mengimplementasikan teknik presentasi dalam pembelajaran dengan menggunakan
Microsoft Powerpoint.
C.
Pokok
Bahasan
1. Konsep Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi
2. Teknik Persentasi dengan Menggunakan Microsoft Powerpoint
D. Materi
1. Konsep Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi
a.
Konsep Dasar
Pelaksanaan
pembelajaran merupakan hasil integrasi dari beberapa komponen yang memiliki
fungsi tersendiri dengan maksud agar ketercapaian tujuan pembelajaran dapat
terpenuhi. Ciri utama dari kegiatan pembelajaran adalah adanya interaksi.
Interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan lingkungan belajarnya, baik
itu dengan guru, teman-temannya, alat, media pembelajaran dan atau
sumber-sumber belajar yang lain. Sedangkan ciri-ciri lain dari pembelajaran ini
berkaitan dengan komponen-komponen pembelajaran itu sendiri seperti tujuan,
bahan/materi, strategi, media dan evaluasi pembelajaran.
Dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesat membawa
perubahan pada bergesernya peranan guru sebagai penyampai pesan atau materi
pelajaran. Guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber belajar dalam
kegiatan pembelajaran. Peserta didik dapat memperoleh informasi dari berbagai
media dan sumber belajar seperti dari majalah, modul, siaran radio
pembelajaran, televisi edukasi, dan media komputer atau yang lebih dikenal
dengan pembelajaran berbasis komputer (PBK). PBK ini bisa digunakan dengan
model drill, tutorial, simulasi maupun games instruction dan internet untuk mencari
bahan pelajaran atau menggunakannya sebagai sistem pembelajaran seperti
pembelajaran berbasis komputer atau e-learning.
Teknologi Informasi dan
Komunikasi terdiri dari dua aspek, yaitu: teknologi informasi dan teknologi
komunikasi. Masing-masing dari aspek tersebut memiliki pengertian yang berbeda.
Pusat kurikulum Diknas, memiliki definisi teknologi informasi sebagai berikut:
segala hal yang berkaitan dengan proses penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah:
segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu, untuk memproses dan
mentransfer data dari perangkat yang satu ke perangkat lainnya. Penggabungan
dari dua aspek di atas menyimpulkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi
adalah: suatu padanan yang tidak terpisahkan, yang mengandung pengertian luas,
yaitu tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi,
pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.
Penggunaan
komputer dalam pembelajaran memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran
secara individual (individual learning) dengan menumbuhkan kemandirian dalam
proses belajar, sehingga peserta didik akan mengalami proses yang jauh lebih
bermakna dibandingkan pembelajaran konvensional. Adapun manfaat komputer untuk
tujuan pendidikan adalah:
1. Komputer dapat mengakomodasi peserta didik yang lamban menerima pelajaran
karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang
lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam
menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan.
2. Komputer dapat merangsang peserta didik untuk mengerjakan latihan,
melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi
grafis, warna, dan musik yang dapat menambah realisme.
3. Kendali di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat
disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.
4. Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan program
pembelajaran, memberi kesempatan lebih baik untuk pembelajaran secara
perorangan dan perkembangan setiap siswa selalu dapat dipantau.
5. Dapat berhubungan dengan, dan mengendalikan peralatan lain seperti CD
interaktif, dan lain-lain dengan program pengendali dan komputer.
Peranan
komputer sebagai media pembelajaran adalah menjadi sumber utama (major
resource) dalam mengimplementasikan program pembelajaran di sekolah. Melalui
komputer, peserta didik dapat menjalankan aplikasi program yang didukung juga
dengan fasilitas penunjang seperti internet.
Internet
(interconected computer network) merupakan perpustakaan raksasa dunia
yang didalamnya terdapat miliaran informasi atau data yang dapat berupa teks,
grafik, audio, animasi dan digital konten lainnya. Dari segi komunikasi,
internet merupakan sarana yang sangat efektif dan efisien dalam melakukan
pertukaran informasi jarak jauh. Kelebihan internet dalam akses global itulah
yang menjadikannya memiliki peranan tersendiri karena dapat menfasilitasi
beragam sumber belajar yang dibutuhkan peserta didik.
b.
Integrasi TIK dalam Pembelajaran
Bandingkan dua kalimat berikut! ”Learning to Use ICTs vs Using ICTs to Learn”. Secara sederhana,
mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran sama maknanya dengan
menggunakan TIK untuk belajar (using ICTs
to learn) sebagai lawan dari belajar menggunakan TIK (learning to use ICTs). Belajar
menggunakan TIK mengandung makna bahwa TIK masih dijadikan sebagai obyek
belajar atau mata pelajaran.
Sebenarnya, UNESCO mengklasifikasikan
tahap penggunaan TIK dalam pembelajaran ke dalam empat tahap sebagai berikut: 1)
Tahap emerging, baru menyadari
akan pentingnya TIK untuk pembelajaran dan belum berupaya untuk menerapkannya,
2) Tahap applying, satu langkah
lebih maju dimana TIK telah dijadikan sebagai obyek untuk dipelajari (mata
pelajaran), 3) Tahap integrating, TIK
telah diintegrasikan ke dalam kurikulum (pembelajaran), 4) Tahap transforming merupakan tahap yang paling
ideal dimana TIK telah menjadi katalis bagi perubahan/evolusi pendidikan. TIK
diaplikasikan secara penuh baik untuk proses pembelajaran (instructional purpose) maupun untuk
administrasi (administrational purpose).
Apa yang terjadi dalam praktek pembelajaran di
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, TIK masih dijadikan sebagai obyek atau mata
pelajaran. Sebagian besar, TIK masih dijadikan sebagai obyek belajar atau mata
pelajaran di sekolah-sekolah. Bahkan di tingkat perpendidikan tinggi atau
akademi, banyak dibuka program studi yang berkaitan dengan TIK, seperti teknik
informatika, manajemen informatika, teknik komputer, dan lain-lain.
Fryer (2001) mengatakan
bahwa penggunaan TIK dalam pembelajaran bertujuan untuk melatih keterampilan
menggunakan TIK dengan cara mengintegrasikannya ke dalam aktifitas
pembelajaran, bukan mengajarkan TIK tersebut sebagai mata pelajaran yang
terpisah. Jadi, sudah saatnya TIK diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran
dan bukan hanya sekedar menjadi mata pelajaran yang terpisah.
Dengan mempersiapkan sumber daya
manusia Indonesia untuk siap memasuki era masyarakat berbasis
pengetahuan (knowledge-based society).
Tahun 2020 Indonesia akan memasuki era perdagangan bebas (AFTA). Pada
masa itu, masyarakat Indonesia harus memiliki ICT
literacy yang mumpuni dan kemampuan menggunakannya untuk
meningkatkan produktifitas (knowledge-based
society). Pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan ICT literacy,
membangun karakteristik masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society) pada diri
peserta didik, di samping dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses
pembelajaran itu sendiri.
UNESCO (2002) menyatakan bahwa
pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran memiliki tiga tujuan utama: 1)
Untuk membangun ”knowledge-based society
habits” seperti kemampuan memecahkan masalah (problem solving), kemampuan
berkomunikasi, kemampuan mencari, mengoleh/mengelola informasi, mengubahnya
menjadi pengetahuan baru dan mengkomunikasikannya kepada orang lain; 2) Untuk
mengembangkan keterampilan menggunakan TIK (ICT
literacy); dan 3) Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
proses pembelajaran.
Dari sisi pendekatan, Fryer (2001)
menyarankan dua pendekatan yang dapat dilakukan pendidik ketika merencanakan
pembelajaran yang mengintegrasikan TIK, yaitu: 1) pendekatan topik (theme-centered approach); dan 2)
pendekatan software (software-centered
approach).
1. Pendekatan Topik (Theme-Centered Approach); Pada pendekatan ini, topik atau satuan pembelajaran
dijadikan sebagai acuan. Secara sederhana langkah yang dilakukan adalah: 1)
menentukan topik; 2) menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai; dan 3)
menentukan aktifitas pembelajaran dan software (seperti modul. LKS, program
audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di internet, dll) yang relevan
untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Rencana pembelajaran yang
dicontohkan di atas merupakan salah satu contoh penggunaan pendekatan ini.
2. Pendekatan Software (Software-centered Approach);
menganut langkah yang sebaliknya. Langkah pertama dimulai dengan
mengidentifikasi software (seperti bku, modul, LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di internet, dll)
yang ada atau dimiliki terlebih dahulu. Kemudian menyesuaikan dengan topik dan
tujuan pembelajaran yang relevan dengan software yang ada tersebut. Sebagai
contoh, karena di sekolah hanya ada beberapa VCD atau mungkin CD-ROM tertentu
yang relevan untuk suatu topik tertentu, maka pendidik merencanakan
pengintegrasian software tersebut untuk mengajar hanya topik tertentu tersebut.
Topik yang lainnya terpaksa dilaksanakan dengan cara konvensional. Sedangkan
dari sisi strategi pembelajaran, ada beberapa pendekatan yang disarankan untuk
membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik, diantaranya
adalah: 1) Resource-based learning; 2) Case-based learning; 3) Problem-based
learning; 4) Simulation-based learning; dan 5) Collaborative-based
learning (http://www.
microlessons. com).
a) Resources-based learning memiliki
karakteristik dimana peserta didik diberikan/disediakan berbagai ragam dan
jenis bahan belajar baik cetak (buku, modul, LKS, dll) maupun non cetak
(CD/DVD, CD-ROM, bahan belajar online) atau sumber belajar lain (orang, alat,
dll) yang relevan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Kemudain peserta didik diberikan tugas untuk melakukan aktifitas belajar
tertentu dimana semua sumber belajar yang mereka butuhkan telah disediakan.
Sebagai contoh, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah peserta didik
dapat membandingkan beberapa teori penciptaan alam semesta. Untuk dapat
mencapai tujuan pembelajaran tersebut, pendidik telah mengidentifikasi dan
menyiapkan berbagai bentuk dan jenis sumber belajar yang berisi informasi
tentang teori penciptaan alam semesta berupa buku, VCD, CD-ROM, alamat situs di
internet dan mungkin seorang narasumber ahli astronomi yang diundang khusus ke
kelas. Kemudian peserta didik ditugaskan untuk mencari minimal dua teori
tentang penciptaan alam semesta secara individu atau kelompok baik dari buku,
VCD, maupun internet sesuai dengan seleranya. Peserta didik juga diminta untuk
menganalisis perbedaan dari berbagai segi tentang teori-teori tersebut dan
membuat laporannya dalam MSWord yang kemudian dikirim ke pendidik dan teman
lainnya melalui e-mail.
b) Case-based
learning memiliki
karakteristik di mana peserta didik diberikan suatu permasalahan terstruktur
untuk dipecahkan. Dengan case-based learning solusi pemecahan masalahnya sudah
tertentu karena skenario sudah dibuat dengan jelas.
c) Problem-based learning memiliki kemungkinan solusi pemecahan masalahnya akan berbeda.
Misal, dua orang peserta didik diberikan satu permasalahan dengan pendekatan problem-based
learning. Maka solusi yang diberikan oleh peserta didik yang satu dengan
peserta didik yang lain mungkin berbeda.
d) Simulation-based learning memiliki
karakteristik dimana peserta didik diminta untuk mengalami suatu peristiwa yang
sedang dipelajarinya. Sebagai contoh, peserta didik diharapkan dapat membedakan
perubahan percampuran warna-warna dasar. Maka, melalui suatu software tertentu
(misal virtual lab) peserta
didik dapat melakukan berbagai percampuran warna dan melihat
perubahan-perubahannya. Dan ia dapat mencatat laporannya dalam bentuk tabel
dengan menggunakan MSExcell atau MSWord. Atau kalau perlu mempresentasikan
hasilnya dengan menggunakan MSPowerpoint.
e) Colaborative-based
learning memiliki karakteristik dimana peserta didik dibagi
kedalam beberapa kelompok, melakukan tugas yang berbeda untuk menghasilkan satu
tujuan yang sama. Sebagai contoh, untuk mencapai tujuan pembelajaran dimana
peserta didik dapat membedakan beberapa teori penciptaan alam semesta, peserta
didik dibagi ke dalam tiga kelompok. Masing-masing kelompok ditugas kan mencari satu teori penciptaan alam semesta. Kemudian
ketiga kelompok tersebut berkumpul kembali untuk mendiskusikan perbedaan teori
tersebut dari berbagai segi dan membuat laporannya secara kolektif. Salah
seorang peserta didik dapat ditunjuk untuk menyajikan hasilnya.
Sementara itu bentuk-bentuk
pemanfaatan komputer oleh peserta didik dalam pembelajaran antara lain:
1. Membuat naskah draft
dan akhir laporan percobaan,
2. Mengarang cerita
dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris,
3. Membuat Powerpoint
hasil diskusi,
4. Memberi ilustrasi
pada karangan,
5. Membuat iklan yang
disertai dengan gambarnya dalam Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia,
6. Mencari sumber
informasi dari internet, mengevaluasi, mengolah, dan mempublikasikan,
7. Mencari berita (straight
news) atau ulasan suatu isu dari berbagai laman dan meneliti perbedaan dan
persamaan sudut pandang,
8. Membuat blog dan
menuliskan pendapat pribadi tentang berbagai isu,
9. Memanfaatkan facebook
untuk berinteraksi antar teman mempraktikan Penggunaan bahasa indonesia
formal dan informal,
10. Berkirim surat secara elektronik (e-mail)
pada guru untuk praktik menulis surat resmi,
11. Memanfaatkan facebook untuk berinteraksi
dengan kawan pena internasional / nasional menggunakan Bahasa Inggris
sederhana,
12. Membuat surat elektronik pada
guru atau teman untuk praktik berkirim atau membuat surat atau pengumuman
dengan menggunakan Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia,
13.Membuat teka teki Matematika atau soal bercerita
dan diupload untuk mengajak teman-teman mencari jawabannya,
14. Membuat grafik yang menunjukkan macam-macam hobi
teman sekelas,
15. Mencari dan mengolah informasi tentang keunggulan
suatu daerah di Indonesia dan membuat brosur untuk mempromosikan daerah tersebut,
16. Dan lain-lain.
Sedangkan dalam aspek hubungan antara
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran dengan modus
belajar, yang dikembangkan Horton (2000) yaitu:
1. Mendengarkan;
Presentasi, video/audio conference.
2. Membaca; Browsing
Internet, buku on-line, perpustakaan digital.
3. Memperhatikan;
Presentasi, menonton film.
4. Mencari saran; Mailing
list, e-mail, chatting, video/audio conference, on-line mentoring.
5. Menyimak; diskusi
on-line
6. Menerima kritik;
Diskusi on-line, video/audio conference, mailing list, on-line mentoring.
7. Memodelkan;
Simulasi, game on-line, kegiatan role-playing on-line.
8. Eksplorasi;
Eksperimen virtual, simulasi.
9. Mendiskusikan ide;
Mailing list, video/audio conference, chatting, diskusi on-line.
10. Mempraktekkan; Eksperimen virtual, test on-line,
game pembelajaran, editing.
11. Meneliti; Tutorial on-line, perpustakaan digital.
Pada akhirnya, komputer menawarkan
fleksibilitas, kreativitas, efektivitas, efisiensi, dan interaksi serta
perpustakaan yang tak dibatasi dinding. Dalam pelajaran mengarang, misalnya,
kegiatan merevisi dan mengedit draft karangan bisa dilakukan dengan mudah
karena draft menjadi barang yang mudah diubah. Kemudahan itu akan memberi ruang
tanpa batas bagi kreativitas siswa dalam menyusun alur cerita, menata kalimat,
memilih kata yang paling tepat seperti yang dia inginkan.
Komputer juga memungkinkan kerja kreatif
tersebut dilakukan dengan jauh lebih cepat (efisien) dibandingkan kalau hal
tersebut dilakukan tanpa menggunakan komputer. Jika guru juga memanfaatkan
internet, maka siswa bisa memanfaatkan komputer sebagai sarana mendapatkan
informasi dan berinteraksi dengan orang lain untuk hal-hal yang bermanfaat.
2.
Teknik Presentasi dengan Menggunakan Microsoft Powerpoint 2013
a. Konsep Dasar
Sebenarnya, hampir semua
jenis media pada dasarnya dibuat untuk disajikan atau dipresentasikan kepada
sasaran. Yang membedakan antara media presentasi dengan media pada umumnya
adalah bahwa pada media presentasi pesan/materi yang akan disampaikan dikemas
dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui perangkat alat saji
(proyektor). Pesan/ materi yang dikemas
bisa berupa teks, gambar, animasi dan video yang dikombinasi dalam satu
kesatuan yang utuh.
Pada dasarnya media presentasi yang menggunakan
program komputer ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari media
transparansi yang disajikan melalui OHP. Berbeda dengan transparansi OHP tidak
bisa menampilkan unsur audio visual, maka media presentasi dengan program
komputer ini, kita bisa menampilkan unsur audio-visual dalam pembelajaran.
Berkat keefektifannya dalam menyajikan pesan, maka saat
ini media presentasi banyak diaplikasikan untuk keperluan pendidikan dan pembelajaran.
Tentu saja ini bukan berarti bahwa media presentasi merupakan media yang paling
cocok untuk semua materi dan topik pembelajaran.
Kelebihan
media presentasi:
1. Dapat
menyajikan teks, gambar, foto, animasi, audio dan video sehingga lebih menarik
2. Dapat
menjangkau kelompok banyak
3. Tempo
dan cara penyajian bisa disesuaikan
4. Penyajiannya
masih bisa bertatap muka
5. Dapat
digunakan secara berulang-ulang
Kelemahan media
presentasi:
1. Ketergantungan arus listrik sangat tinggi
2. Media
pendukungnya harganya relatif mahal karena harus ada Komputer dan LCD
3. Penggunaan media ini sangat tergantung pada penyaji
materi.
4. Masih
sangat terbatas guru yang mampu membuat media presentasi
Saat ini pengembangan dan penggunaan program presentasi multimedia telah
berkembang pesat. Banyak jenis perangkat lunak (software)
yang dapat digunakan untuk membuat media presentasi. Jenis software aplikasi yang sifatnya open
source misalnya: Program Impress yang ada pada OpenOffice. Selain itu,
banyak pula jenis software aplikasi
yang harus membeli (tidak gratis), misalnya: Program
Visual Basic, Macromedia Flash, Director,
Authorware, Dream Weaver, dan masih banyak lagi.
Di antara sekian banyak
jenis software tersebut, salah satunya yang biasa digunakan di kalangan
pendidik (khususnya guru) adalah Microsoft Powerpoint yang dikeluarkan oleh
perusahan software Microsoft. Mungkin kita juga telah terbiasa menggunakan
program Microsoft PowerPoint untuk membuat media presentasi. Program ini cukup
populer karena sebagian besar komputer yang ada di sekolah sudah diinstal
Microsoft Office (yang salah satunya memuat aplikasi PowerPoint) sehingga kita
tinggal menggunakannya.
b. Prinsip-Prinsip
Pengembangkan Presentasi untuk Pembelajaran
Pengembangan
media presentasi harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan
media pembelajaran. Beberapa prinsip berikut perlu Anda pertimbangkan ketika
akan mengembangkan media presentasi.
1. Harus dikembangkan sesuai
dengan prosedur pengembangan instruksional, karena pada dasarnya media
presentasi yang kita bahas di bahan ajar ini adalah untuk keperluan
pembelajaran. Jika kita tidak menerapkan prinsip ini, maka bahan presentasi
yang kita hasilkan akan menjadi tidak efetif untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Atau malah mirip seperti bahan presentasi untuk informasi pada
umumnya.
2. Harus diingat bahwa media
presentasi berfungsi sebagai alat bantu mengajar, bukan merupakan media
pembelajaran yang akan dipelajari secara mandiri oleh sasaran. Media presentasi
kurang cocok digunakan sebagai bahan belajar yang bersifat pengayaan. Ini
berbeda dengan program multimedia interaktif. Oleh karena itu pesan-pesan yang
disajikan dalam media presentasi sebaiknya dibuat secara garis besar dan tidak
detail, sebab penjelasan secara detail akan disajikan oleh penyajinya atau
guru.
3. Pengembang media presentasi
seyogyanya mempertimbangkan atau menggunakan secara maksimal segala potensi dan
karakteristik yang dimiliki oleh jenis media presentasi ini. Unsur-unsur yang
perlu didayagunakan pada pembuatan media presentasi ini antara lain memiliki
kemampuan untuk menampilkan teks, gambar, animasi, dan unsur audio-visual.
Sedapat mungkin unsur-unsur tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam
pembuatan media presentasi yang akan dibuat.
4. Prinsip kebenaran materi dan kemenarikan sajian.
Materi yang disajikan harus benar substansinya dan disajikan secara menarik pula.
Kegiatan
yang kita lakukan pada saat menulis naskah media presentasi adalah menguraikan
pokok-pokok materi sesuai tujuan yang telah dirumuskan. Agar materi tersebut
dapat dituangkan ke dalam media presentasi dengan baik, maka berikut ini ada
beberapa teknik atau rambu-rambu yang perlu kita perhatikan, antara lain:
1. Tentukan topik sesuai dengan
materi yang akan di sampaikan
2. Siapkan materi yang sesuai dengan
tujuan yang telah dirumuskan
3. Identifikasi
bahan-bahan materi tersebut untuk diseleksi mana yang sesuai dengan
karakteristik media presentasi. Ingat tidak semua materi tersebut cocok untuk
dituangkan melalui media presentasi.
4. Tulis
materi yang telah dipilih dalam kalimat yang singkat dan hanya memuat poin-poin
penting saja. Penulisan penjelasan yang panjang lebar sangat tidak dianjurkan
dalam penulisan naskah media presentasi.
5. Tuangkan
pesan-pesan yang disajikan dalam berbagai format seperti; teks (kata-kata), gambar, animasi atau
audio-visual.
6. Pastikan bahwa materi yang
ditulis telah cukup lengkap, jelas dan mudah dipahami oleh sasaran.
7. Sajikan isi materi secara
urut dan sistematis agar pesan yang disampaikan akan lebih mudah dipahami user.
c. Beberapa Tips Pembuatan Presentasi
Sebelum
membuat media presentasi menggunakan komputer, biasakan untuk membuat naskahnya
terlebih dahulu (secara manual). Naskah tersebut merupakan draft atau rancangan, yang selanjutnya dapat Anda gunakan dalam
pembuatan media presentasi dengan program PowerPoint. Dengan dibuatnya naskah
tersebut, maka ketika kita ingin memproduksi dengan komputer, kita sudah tidak
lagi memikirkan sistematika materinya dan akan terhindar dari kesalahan materi.
Ada
beberapa tips yang perlu kita perhatikan pada saat membuat/memproduksi naskah
menjadi media presentasi dengan menggunakan PowerPoint, yaitu sebagai berikut:
1. Pilih jenis huruf (font) yang tingkat keterbacaannya tinggi, misalnya Arial, Verdana, atau Tahoma. Gunakan ukuran
huruf (font size) 17- 20 untuk isi teks, sedang untuk sub judul 24 dan untuk
judul 26.
2. Untuk memperjelas dan memperindah tampilan, gunakan
variasi warna, gambar, foto, animasi atau video.
3. Area tampilan frame
yang ditulis jangan melebihi ukuran 16x20 cm
4. Usahakan dalam satu slide/frame tidak memuat lebih dari 18 baris teks.
5. Dalam satu frame
usahakan hanya berisi satu topik atau sub topik pembahasan
6. Beri judul pada setiap frame atau tampilan
7. Perhatikan komposisi warna, keseimbangan (tata
letak), keharmonisan, dan kekontrasan pada setiap tampilan sangat penting untuk
media presentasi.
8. Variasi warna memang diperlukan, tetapi harus juga
diperhatikan prinsip kesederhanaan. Artimya dalam membuat media presentasi
jangan membuat tampilan yang terlalu
rumit, rame dan penuh warna-warni, karena hal itu justru akan mengganggu pesan
utama yang akan disajikan.
d. Pengenalan Microsoft PowerPoint 2013
PowerPoint merupakan aplikasi yang berjalan pada
sistem operasi berbasis Windows dan Macintosh. Ada juga aplikasi yang sejenis yang berjalan di sistem
Linux yaitu Openoffice Impress, belakangan telah muncul versi untuk Windows
juga. Aplikasi presentasi banyak digunakan oleh kalangan perkantoran seperti
pebisnis, para pendidik, peneliti, peserta didik hingga trainer.
Microsoft Office PowerPoint 2013 adalah aplikasi yang
memungkinkan kita untuk dapat merancang dan membuat presentasi secara mudah,
cepat, serta dengan tampilan yang menarik dan profesional. PowerPoint 2013
memiliki User Interface (UI) yang disempurnakan dari tampilan (UI)
PowerPoint pada versi 2007 dan versi 2010. Menu dan toolbar dalam PowerPoint
2013 di sebut dengan Ribbon.
PowerPoint seperti halnya perangkat lunak pengolah
presentasi lainnya, objek teks, grafik, video, suara dan objek-objek lainnya
diposisikan dalam beberapa halaman individual yang disebut dengan “slide”.
Istilah slide dalam PowerPoint ini memiliki analogi yang sama dengan slide
dalam proyektor biasa. Setiap slide dapat dicetak atau ditampilkan dalam layar
dan dapat dinavigasikan melalui perintah dari presenter. Slide dapat berbentuk
dasar webcast (sebuah siaran di World Wide Web). PowerPoint 2013 dapat menyimpan
presentasi dalam format berikut :
1. *.pptx
(PowerPoint Presentation), yang merupakan data biner dan tersedia dalam versi PowerPoint
2010 dan 2013.
2. *.ppt
(PowerPoint Presentation), yang merupakan data biner dan tersedia dalam semua
versi PowerPoint.
3. *.pps
(PowerPoint Show), yang merupakan data biner dan tersedia dalam semua versi
PowerPoint.
4. *.potx
(PowerPoint Template) yang merupakan data biner dan tersedia dalam versi PowerPoint
2010 dan 2013.
5. *.pptx
(PowerPoint Presentation) yang merupakan data dalam bentuk XML dan hanya
tersedia dalam PowerPoint 2013.
Ada banyak cara untuk membuka aplikasi PowerPoint 2013 yang bisa dibuka, baik di Window XP, Windows 7
dan Windows 8. namun pada dasarnya semua sama. Cara yang paling umum untuk
memulai Microsoft PowerPoint 2013, antara lain :
1.
Klik
tombol windows atau start pada keyboard kemudian cari icon Microsot Office PowerPoint
2013.
2.
Cara
menutup aplikasi ini hampir sama dengan aplikasi yang ada pada versi-versi
sebelumnya, yaitu dengan menekan tombol keyboard Alt+F4 secara bersamaan atau
mengklik icon close pada window microsoft PowerPoint 2013, selain itu bisa juga
melalui title bar dengan mengklik icon PowerPoint kemudian pilih close.
DAFTAR PUSTAKA
Dryden,
Gordon; dan Voss, Jeanette; (1999), ”the
Learning Revolution: to Change the Way the World Learn”, the
Learning Web, Torrence, USA, http://www.thelearningweb.net.
Fryer,
Wesley A.; (2001), “Strategy for effective
Elementary Technology Integration”, http://www.wtvi.com/teks/integrate/tcea2001/
powerpointoutline. pdf
Kadir, A & Triwahyuni,
T.Ch., Pengenalan Teknologi Informasi, Andi Offset, Yogyakarta, 2003
Kuswayatno,
Lia. Skenario Pembelajara TIK. http://enggar.net. 17 Februari 2008.
NIE,
Singapore, “General
Typology of Teaching Strategies in Integrated Learning System”, http://www.microlessons.com.
Norton,
Priscilla; dan Spargue, Debra; (2001), “Technology
for Teaching”, Allyn and Bacon, Boston, USA.
Talib, Haer, Panduan
Praktis Belajar Komputer. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Team Laboratorium DPP
Infokom, Modul Microsoft PowerPoint 2013. Jakarta, 2013.
UNESCO
Institute for Information Technologies in Education (2002), “Toward Policies for Integrating ICTs into Education”
Hig-Level Seminar for Decision Makers and Policy-Makers, Moscow 2002.
Wahid,
Fathul. Peran Teknologi Informasi Dalam Modernisasi Pendidikan Bangsa, 19 November
2008.
No comments:
Post a Comment